Faktor-Faktor Pemborosan Makanan

Penelitian literatur yang mendalam pada tahun 2011 mengumpulkan data rasio berat kerugian dan pemborosan makanan di berbagai wilayah, kelompok komoditas, dan tahap rantai pasokan.

Pola pemborosan makanan di seluruh dunia terlihat jelas:
  • di wilayah berpendapatan tinggi, volume makanan yang terbuang lebih tinggi pada tahap pengolahan, distribusi, dan konsumsi.

  • di negara berpendapatan rendah, kerugian makanan terjadi pada tahap produksi dan paska panen.


Jejak Karbon Pemborosan Makanan

FAO juga mengukur jejak karbon pemborosan makanan, terutama karbon footprint-nya.

Dengan mempertimbangkan data pemborosan makanan tahun 2011 dan faktor emisi dari studi Evaluasi Siklus Hidup, FAO memperkirakan jejak karbon pemborosan makanan mencapai 3.6 GtCO2 ekuivalen per tahun pada 2011.

Ini mencakup emisi dari produksi makanan, transportasi, dan persiapan makanan, dengan jejak karbon tertinggi terjadi pada fase konsumsi.





Dampak Daging pada Pemborosan dan Perubahan Iklim

Meskipun daging hanya menyumbang kurang dari 5% dari total pemborosan makanan, jejak karbonnya mencapai lebih dari 20% dari total jejak karbon pemborosan makanan. 

Ini terjadi karena jejak karbon daging mencakup emisi dari produksi daging, pemeliharaan ternak (termasuk metana dari ruminansia), dan manajemen kotoran. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak perubahan iklim, fokus harus diberikan pada komoditas utama seperti daging dan sereal.


Solusi dan Rencana Aksi

Pertemuan United Nations Sustainable Development Goal 12 (SDG 12) memiliki target khusus untuk mengurangi pemborosan makanan.

SDG 12 bertujuan untuk mengurangi pemborosan makanan global per kapita sebesar 50% pada 2030, dengan fokus pada tingkat ritel, konsumen, dan sepanjang rantai produksi dan pasokan. 

Dengan menggabungkan target ini dengan asumsi pengurangan kerugian makanan yang memungkinkan, skenario yang diusulkan dapat mengurangi jejak karbon pemborosan makanan sebesar 38%, setara dengan 1.4 GtCO2 ekuivalen per tahun.


Kesimpulan

Pengurangan pemborosan makanan bukan hanya tantangan moral, tetapi juga keharusan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim. 

Dengan fokus pada solusi berbasis data dan strategi pengurangan di seluruh rantai pasokan makanan, kita dapat menciptakan dampak positif yang signifikan pada sumber daya alam dan iklim global. 

Dengan implementasi rencana aksi yang tepat, kita dapat melibatkan masyarakat global dalam upaya bersama untuk menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.


Sumber:
https://www.fao.org/3/bb144e/bb144e.pdf