Judul Asli

Traditional agriculture: a climate-smart approach for sustainable food production

Singh, R., Singh, G.S. Traditional agriculture: a climate-smart approach for sustainable food production. Energ. Ecol. Environ. 2, 296–316 (2017). https://doi.org/10.1007/s40974-017-0074-7


Abstrak

Artikel ini menyoroti tantangan produksi pangan berkelanjutan di tengah perubahan iklim, peningkatan populasi, dan degradasi sumber daya alam. Revolusi Hijau, meskipun meningkatkan produksi, menimbulkan kerugian lingkungan yang signifikan. Fokus pada pertanian tradisional sebagai pendekatan cerdas iklim menjadi penting, mengingat ancaman terhadap ekologi agroekosistem oleh penggunaan intensif bahan bakar fosil dan bahan kimia pertanian. Pertanian tradisional, dengan kearifan lokalnya, dapat menjadi solusi yang berkelanjutan. Artikel ini mendukung perlunya pendekatan cerdas iklim dalam pertanian tradisional untuk mencapai produksi pangan yang berkelanjutan di era perubahan iklim.


Pendahuluan

Pertanian menjadi fokus kritis dalam upaya menghadapi perubahan iklim global dan mencapai keberlanjutan produksi pangan. Dalam ulasan ini, kami menjelajahi pandangan dan kontribusi pertanian tradisional terhadap adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.


Korelasi antara pertanian dan perubahan iklim (Singh, R., Singh, G.S, 2017)


Dengan merinci bukti-bukti dari berbagai studi dan jurnal ilmiah, artikel ini membahas bagaimana pengetahuan dan praktik tradisional masyarakat agraris dapat diintegrasikan ke dalam strategi pertanian modern untuk menghadapi tantangan lingkungan saat ini.


Pertanian Tradisional Sebagai Pendekatan Adaptasi dan Mitigasi

Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa adaptasi perubahan iklim adalah kunci untuk menjamin ketahanan pangan global dan kualitas lingkungan.

Pertanian tradisional, yang terbukti menjadi keberlanjutan agroekosistem, menawarkan pendekatan yang cerdas dalam menghadapi perubahan iklim.

Strategi adaptasi petani lokal, seperti pergeseran tanggal tanam, diversifikasi tanaman, dan polikultur, menunjukkan stabilitas hasil yang lebih baik dan penurunan produktivitas yang lebih kecil selama kekeringan dibandingkan dengan sistem monokultur.


Kontribusi Pengetahuan Lokal dalam Adaptasi Perubahan Iklim

Pentingnya persepsi petani terhadap perubahan iklim menjadi sorotan utama dalam artikel ini. Pengetahuan lokal, termasuk indikator alam dan observasi perilaku flora dan fauna lokal, memainkan peran krusial dalam merancang strategi adaptasi.

Masyarakat adat, dengan sejarah panjang dalam adaptasi perubahan iklim, memegang peran penjaga pengetahuan yang tak ternilai. Integrasi pengetahuan tradisional ke dalam kebijakan perubahan iklim diakui sebagai langkah krusial menuju adaptasi yang efektif dan berkelanjutan.


Praktik Pertanian Tradisional dan Keberlanjutan Agroekosistem

Pertanian tradisional tidak hanya menjadi solusi adaptasi, tetapi juga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim. Melalui praktik berkelanjutan seperti agroforestri, tumpang sari, dan rotasi tanaman, pertanian tradisional mendorong keberlanjutan agroekosistem.

Keberlanjutan ini tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga melibatkan dampak positif terhadap kesehatan manusia, pengelolaan sumber daya alam, konservasi energi, dan integritas sosio-ekologis.


Dilema Pertanian Modern vs. Tradisional

Pertanian modern sering dianggap sebagai jawaban terhadap peningkatan produksi pangan. Namun, pertanyaan muncul: sejauh mana pertanian modern dapat memitigasi dampak perubahan iklim sambil mempertahankan keberlanjutan jangka panjang?

Artikel ini menjelaskan potensi integrasi praktik pertanian tradisional dengan pertanian modern untuk menciptakan metode produksi pangan yang lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.


Rekomendasi untuk Masa Depan

Berdasarkan analisis terhadap berbagai temuan literatur, artikel ini menyusun sejumlah rekomendasi. 

Rekomendasi tersebut mencakup peningkatan integrasi praktik pertanian tradisional dan modern, penerapan praktik berkelanjutan, pelestarian budaya masyarakat adat, perlindungan petani melalui asuransi tanaman, penelitian inklusif untuk pengetahuan tradisional, pengembangan kerangka kebijakan konkret, dan pergeseran dari pupuk anorganik ke kompos organik serta reduksi penggunaan bahan bakar fosil.


Kesimpulan

Dalam konteks perubahan iklim, pertanian tradisional menonjol sebagai alternatif yang berpotensi besar dalam mencapai keberlanjutan produksi pangan. Dengan menggabungkan pengetahuan lokal, praktik berkelanjutan, dan adaptasi cerdas terhadap iklim, pertanian tradisional dapat menjadi solusi yang holistik. 

Artikel ini mencoba merangkum dan menyusun pandangan dari berbagai sudut untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran pertanian tradisional dalam menghadapi perubahan iklim global.



Unduh:
https://link.springer.com/article/10.1007/s40974-017-0074-7