Judul asli: Potential of climate-smart agriculture in reducing women farmers’ drudgery in high climatic risk areas

Khatri-Chhetri, A., Regmi, P.P., Chanana, N. et al. Potential of climate-smart agriculture in reducing women farmers’ drudgery in high climatic risk areas. Climatic Change 158, 29–42 (2020). https://doi.org/10.1007/s10584-018-2350-8

Jurnal ini membahas pentingnya pertanian cerdas iklim (CSA) dalam mengurangi kesenjangan gender dalam beban kerja perempuan di sektor pertanian, khususnya di wilayah-wilayah dengan risiko iklim tinggi.

Penelitian ini dilakukan oleh Arun Khatri-Chhetri, Punya Prasad Regmi, Nitya Chanana, dan Pramod K. Aggarwal, dan diterbitkan pada 17 Januari 2019, dengan nomor jilid 158, halaman 29-42.

Total kontribusi hari kerja oleh laki-laki dan perempuan
Gambar: https://link.springer.com /article/10.1007 /s10584-018-2350-8 #Fig4



Abstrak jurnal ini memberikan gambaran bahwa CSA memiliki peran krusial dalam mengatasi tantangan kesenjangan gender di sektor pertanian, terutama di wilayah dengan risiko iklim yang tinggi. Penekanan utama jurnal ini adalah pada pendekatan top-down untuk mengidentifikasi teknologi CSA yang dapat mengurangi beban kerja perempuan di pertanian. 

Studi dilakukan di Nepal, sebuah negara dengan feminisasi pertanian yang meningkat, tingkat risiko iklim yang tinggi, dan kapasitas adaptasi yang rendah di kalangan perempuan petani.

Pendekatan penelitian ini melibatkan pemetaan perempuan di bidang pertanian, risiko iklim, dan tingkat kemiskinan, serta pemahaman peran perempuan dalam kegiatan pertanian. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi dan praktik CSA, seperti penanaman padi langsung, pupuk hijau, perataan lahan dengan laser, dan sistem intensifikasi padi, memiliki potensi besar untuk mengurangi pekerjaan membosankan perempuan di bidang pertanian, sambil meningkatkan produktivitas dan pendapatan pertanian.

Juga, jurnal ini memberikan informasi tentang identifikasi titik panas pembangunan di Nepal, di mana partisipasi perempuan dalam pertanian tinggi, dan risiko iklim serta tingkat kemiskinan juga signifikan. Penelitian ini menyoroti bahwa karakteristik sosio-ekonomi rumah tangga berperan penting dalam kontribusi tenaga kerja perempuan dalam kegiatan produksi tanaman.

Melalui metode identifikasi titik api dan analisis statistik, jurnal ini menyimpulkan bahwa teknologi CSA memiliki dampak positif pada kesetaraan gender, efisiensi produksi, dan keberlanjutan pertanian. Namun, perlu diperhatikan bahwa teknologi ini harus diterapkan dengan mempertimbangkan konteks lokal, tanaman yang dibudidayakan, dan partisipasi perempuan dalam berbagai kegiatan pertanian.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan kontribusi yang berharga untuk pemahaman tentang bagaimana CSA dapat menjadi solusi dalam mengurangi beban kerja perempuan di pertanian, terutama di wilayah dengan risiko iklim tinggi.

Studi ini dapat menjadi landasan bagi pengembangan strategi dan kebijakan yang lebih efektif dalam mendukung perempuan petani di berbagai konteks pertanian global.