Ada 2 pendekatan utama dalam menjelaskan model iklim terhadap tanaman. Melalui pendekatan efisiensi air (WUE/ Water Use Efficiency) dan pendekatan radiasi matahari (RUE / Radiation Use Efficiency). Model iklim yang digunakan dalam penelitian pertanian dan ekologi sering kali mencoba memperhitungkan berbagai faktor termasuk radiasi matahari dan ketersediaan air.
Radiasi surya pada kisaran gelombang PAR (Photosynthecally Active Radiation) bermanfaat untuk proses fotosintesis. Laju fotosintesis dapat meningkat pada titik kejenuhan cahaya dengan bertambah tingginya kerapatan fluks radiasi matahari. Energi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi mengalami pengurangan, tergantung jarak dan sifat ruang yang dilewatinya (kondisi atmosfer). Semakin jauh dari matahari maka energi radiasi matahari akan berkurang, secara eksponensial menurut jarak yang ditempuhnya. Selain jarak matahari - bumi tersebut, pengurangan juga dipengaruhi oleh parameter penyinaran berupa koefisien pemadaman.
Pengertian RUE, intersepsi radiasi matahari dan manfaatnya
RUE dapat sebagai pembantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta memperbaiki efisiensi penggunaan radiasi matahari, air dan nutrisi tanaman.
Intersepsi radiasi matahari adalah besarnya radiasi surya yang tertahan oleh tajuk/ kanopi tanaman yang tidak sampai ke permukaan tanah atau kanopi tanaman tersebut. Intersepsi cahaya adalah proses di mana tajuk tanaman menangkap radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi untuk fotosintesis. Fraksi yang diintersepsi itu dapat dipantulkan kembali atau diabsorbsi atau dipancarkan oleh bagian-bagian tanaman dalam tajuk komunitas tanaman tersebut. Radiasi yang sampai pada tanaman diefisienkan untuk tumbuh, berkembang dan melakukan produksi sedangkan beberapa dipantulkan dan ditansmisikan ke permukaan. Transmisi radiasi dipengaruhi oleh struktur kanopi, jenis tanaman, ukuran luas daun, angin dan sudut datang matahari. Besarnya radiasi yang diintersepsi tanaman tergantung pada radiasi matahari yang sampai pada permukaan tajuk tanaman. Efisiensi penggunaan cahaya merupakan komponen penentu pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dihubungkan dengan produksi dan akumulasi biomassa dari intersepsi energi. Salah satu cara untuk menentukan kinerja individu tanaman adalah dengan menghitung jumlah intersepsi cahaya oleh tanaman.
Monteith (1977) menjelaskan hubungan antara akumulasi bahan kering tanaman dan intersepsi radiasi surya. Efisiensi radiasi matahari (RUE) digambarkan sebagai slope/kemiringan antara regresi linier intersep 0 antara biomassa dan PAR yang diintersepsi oleh tanaman. RUE sangat dipengaruhi faktor abiotik dan ketersediaan hara pada tanaman. Variabilitas iklim juga mempengaruhi efisiensi penggunaan radiasi (RUE) dan pengaruh defisit air tanah dapat dihubungkan secara langsung dengan RUE, pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman.
RUE merupakan suatu konsep untuk mengukur efisiensi penggunaan radiasi matahari dalam menghasilkan biomasa tanaman. RUE dapat dihitung dengan mengukur jumlah biomasa yang dihasilkan oleh tanaman dalam satu unit radiasi matahari yang dicapai. Tanaman di lapangan nilai RUE dapat dinyatakan dengan nisbah penambahan massa tanaman (dw) dan jumlah radiasi yang diintersepsi oleh tanaman (Qint). Radiasi intersepsi adalah selisih antara radiasi surya yang datang dan yang diteruskan oleh tajuk tanaman. Digambarkan dalam persamaan berikut :
Dimana Qint adalah jumlah radiasi yang diintersepsi (MJ/m2). Q adalah radiasi yang diterima di bawah tajuk (MJ/m2). Q0 adalah radiasi yang diterima di atas tajuk (MJ/m2). k adalah koefisien pemadaman. ILD adalah indeks luas daun (LAI) dengan Ld yaitu luas daun (m2) dan Lh yaitu luas lahan (m2).
Koefisien pemadaman (extinction coefficient) menyatakan radiasi yang jatuh pada tajuk tanaman yang dapat dipadamkan oleh komunitas tersebut dengan asumsi sumber radiasi datang hanya dari atas tajuk dan melalui tegakan tajuk tersebut. Pengurangan radiasi terjadi secara eksponensial dengan asumsi yang berperan dalam proses pengurangan ini terutama oleh daun. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien pemadaman adalah sudut datang surya, indeks luas daun, sudut daun, distribusi dari daun-daun tegak. Nilai k yang mendekati angka 1 menunjukkan penutupan kanopi semakin rapat.
Indeks Luas Daun (ILD) adalah salah satu parameter penting dalam analisis pertumbuhan tanaman yang mengukur total luas daun per unit luas terhadap proyeksi lahan di bawahnya. ILD berfungsi untuk menghitung banyaknya radiasi matahari yang diserap daun untuk menentukan produksi biomassa tanaman. Peningkatan jumlah populasi tanaman atau semakin rapat, maka luas tanah yang dicakup oleh tanaman tersebut akan semakin kecil sehingga akan meningkatkan ILD.
Efisiensi pengunaan radiasi surya merupakan nisbah antara energi yang digunakan untuk membentuk bahan kering dengan total energi surya yang diterima pada masa pertumbuhan tanaman. Persamaannya yaitu :
Variasi nilai RUE pada tanaman C3 dan C4
Nilai RUE bervariasi pada masing-masing spesies tanaman tergantung pada kejenuhan cahaya pada laju fotosintesis daun. Tanaman legum (kacang-kacangan) memiliki RUE yang lebih rendah daripada spesies C3 non-legum.
Kebutuhan radiasi surya akan berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr.) misalnya termasuk tanaman C3 yang tidak memerlukan cahaya penuh untuk kelangsungan hidupnya. Tanaman C3 memiliki titik kompensasi cahaya yang rendah yang dibatasi oleh fotorespirasi.
Mayoritas tanaman menggunakan fotosintesis C3, di mana senyawa karbon pertama yang dihasilkan mengandung tiga atom karbon. Dalam proses ini, karbondioksida masuk ke dalam tanaman melalui stomata (pori-pori mikroskopis pada daun tanaman), di mana di tengah-tengah serangkaian reaksi yang kompleks, enzim Rubisco mengikat karbon menjadi gula melalui siklus Calvin-Benson. Namun, dua pembatasan utama memperlambat fotosintesis. Fotorespirasi menghabiskan energi tanaman yang seharusnya dapat digunakan untuk berfotosintesis.Ketika stomata terbuka untuk membiarkan karbon dioksida masuk, stomata juga membiarkan uap air keluar, membuat tanaman C3 dirugikan dalam kekeringan dan lingkungan bersuhu tinggi.
Sumber :
Web :
https://ag.fmc.com/ca/en/fmc-news/soybeans-just-need-behave-more-corn
https://ripe.illinois.edu/blog/difference-between-c3-and-c4-plants?
https://homecare24.id/tumbuhan-jagung/
Jurnal :
Choirul, Rizal. 2013. Karakteristik Intersepsi Radiasi Matahari dan Produksi Tanaman Jagung Manis pada Arah Baris dan Kerapatan Berbeda. FMIPA. IPB : Bogor.
Handoko, 2005. Quantitative Modeling of System Dynamics for Natural Resources Management. Seameo Biotrop, Bogor.
Monteith, J.L. 1977. Climate and Efficiency of Crop Production in Britain. Philosophical Transactions of the Royal Society London B, 281, 277-294.
Mubarak, S., Impron, T. June. 2018. Efisiensi penggunaan radiasi matahari dan respon tanaman kedelai (Glycine max L.) terhadap penggunaan mulsa reflektif. J. Agron. Indonesia 46:247-253.
0 Komentar